Buku puisi ini adalah debut karya Jemi Batin Tikal (Jemi Ilham). Puisinya merupakan potret bagaimana anak muda generasi Z melihat diri dan lingkungan kehidupan sekitarnya dengan jujur. Menyatukan dunia lirik puitis dengan semangat zaman anak muda. Penggarapan visual layout dan sampul buku berkolaborasi dengan Aka Rifai, seorang graphic designer & illustrator. Aka Rifai menawarkan konsep tipografi hasil riset dan eksperimennya yang menggali kekuatan dari kata-kata.
Buku puisinya terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama “Melayat ke Luar” merekam dan menuliskan persentuhan penyair dengan peristiwa-peristiwa selama di perantauan. Pada bagian ini, Jemi menuliskan puisi bermuatan sejarah atau kondisi sosial di beberapa daerah, kota-kota yang pernah disinggahi, baik secara langsung maupun melalui riset kepustakaan & audio-video, seperti Payakumbuh, Palembang, Jakarta, dan Yogyakarta.
Puisi pada bagian kedua “Melayat ke Dalam” terasa sangat personal karena penyair memfokuskan pijakan tulisannya tentang tempat kelahirannya, Bangka Belitung. Pada bagian ini pula Jemi menuliskan perihal pertambangan timah yang memiliki andil besar bagi terbentuknya sejarah dan kondisi sosial budaya masyarakat di sana. Timah di satu sisi merupakan anugerah, tetapi di kemudian hari jadi masalah lingkungan. Puisi-puisi di bagian ini bertolak dari kelindan masa lalu-masa kini yang diamati dan dialami oleh penyair.