Mural karya Banksy di Midwood, Brooklyn foto oleh Benjamin Sutton untuk Hyperallergic
Sebuah drone melayang seperti lebah di atas favela Paraisópolis di São Paulo. Ia melintasi wilayah kumuh, dengan pelan meluncur di atas gubuk-gubuk, mungkin untuk mengirimkan gambar ke Pusat Operasi Polisi Militer, aparatus negara kejam yang tanpa ampun menindas penduduk daerah kumuh itu. Drone kemudian melayang di atas rumah seseorang yang baru saja masuk ke situs Scale, situs penyedia pekerja di seluruh Timur Tengah dan Amerika Latin untuk memberi label gambar yang digunakan untuk memandu sistem drone otomatis.
Pekerja tidak menyadari apa yang berputar di atas mereka, sama seperti tetap tidak menyadari apa tujuan kerja yang mereka lakukan. Apakah tugas-tugas tersebut untuk menggerakkan sistem senjata otonom yang biasa menghujani bencana di distrik-distrik kumuh, atau mengambil data geografis lainnya untuk lembaga kemanusiaan yang memberikan bantuan ke zona bencana semacam itu, semua itu adalah pengetahuan yang tidak terbuka bagi para pekerja. Tidak ada informasi di dalamnya dan tugas-tugas itu sendiri tidak mengungkapkan tujuannya. Para pekerja tetap percaya iktikad baik dari para pemberi kerja untuk membuka informasi semacam itu—kebaikan yang luar biasa jarang jika dibayangkan.
Jika microwork merepresentasikan pergeseran kontur kerja di sektor informal, ia juga membawa pengaturan baru terhadap mereka yang tidak diuntungkan atas upah. Di balik mimpi buruk paling gamblang Marx, kaum miskin dan terpinggirkan kini tanpa disadari melatih mesin-mesin yang dibangun untuk melacak gerakan dan meneror komunitas mereka, atau menggantikan peran mereka dalam proses kerja. Memang, harus ditekankan bahwa metode kapital platform yang baru lahir ini mungkin tidak mewakili beragamnya jalur ekonomi seperti bayangan dunia yang akan datang, di mana peran primer atau sekunder dari sebagian besar pekerjaan adalah untuk menghidupi sistem machine learning.
Microwork mungkin, kemudian, merepresentasikan krisis kerja—tetapi krisis dalam arti etimologis sepenuhnya—sebuah titik balik.
Jika ekonomi modern berjaya di bawah naungan mitos rasionalis baru—pekerja bebas memasuki skema upah sebagai agen rasional—maka microwork bisa jadi mengungkapkan kekosongan dongeng yang dilebih-lebihkan atau menunjukkan kemunculan kita di dunia baru. Keduanya bisa jadi benar. Klaim-klaim yang dielu-elukan dari para pendoktrin bootstrap dan pendongeng upah, tentu saja selalu melebih-lebihkan atau sepenuhnya mendistorsi tingkat pengetahuan yang tersedia bagi pelaku ekonomi tertentu. Meski begitu, microwork menunjukkan sesuatu tentang kedatangan kapitalisme platform pada subjek jenis baru, yang tidak lagi tercerahkan oleh pengetahuan, tetapi terjun bebas ke dalam kegelapan data dan dunia buram yang diciptakannya. Dalam beberapa hal, microwork tampaknya merupakan contoh sempurna dari apa yang James Bridle sebut sebagai “zaman kegelapan baru”, sebuah refraksi pencerahan, di mana alat yang seharusnya menerangi dunia kita justru melemparkan kita ke dalam ketidaktahuan jenis baru yang disebabkan oleh teknologi dan, akhirnya, berujung barbarisme.
Namun, ketidaktahuan baru memiliki akar kelas yang lama. Ketidaksetaraan seputar siapa yang melihat dan siapa yang tetap buta tidak diragukan lagi telah diperparah oleh inovasi terbaru dalam ranah “Big Data”, di antaranya mungkin lebih banyak gertakan daripada kenyataan, sebagaimana perusahaan konsultan analisis data seperti Acxiom dengan percaya diri menjanjikan klien sebuah panoptikum “pandangan 360 derajat dari sisi pelanggan”. Tetapi kapital telah lama mengklaim statusnya sebagai nabi, ia kerap kali menghalangi visi para pekerja. Perbedaannya sekarang mungkin karena algoritma membuat lebih banyak keputusan secara otomatis, semakin banyak kenyataan yang beroperasi di belakang kita. Agar sihir algoritma tetap menjadi wilayah rahasia para mistikus data dan arbitrase, jenis kebutaan ekonomi baru harus dibuat.
Tidak diragukan lagi, kondisi rabun jauh juga memengaruhi mereka yang berada di jangkauan terluar dari rantai pasokan lain—seseorang yang menjahit pakaian di Bangladesh untuk Primark mungkin tidak tahu perusahaan mana yang mereka layani.
Secara lebih umum, pekerja pabrik atau asisten toko tetap tidak menyadari, setidaknya pada tingkat tertentu, eksploitasi mereka—oleh karena itu kalimat yang sering dikutip dari buku Capital-nya Marx yaitu “mereka tidak mengetahuinya tetapi mereka melakukannya”. Namun, para pekerja tahu bahwa mereka memproduksi ban untuk mobil atau menjual pakaian untuk dipakai seseorang. Bahkan seseorang yang bekerja untuk sebuah perusahaan produsen mur dan baut untuk kontraktor militer yang jauh, lewat beberapa penelitian, dapat mengetahui hakikat pekerjaan mereka.
Microwork, bagaimanapun, mempersempit lubang pengetahuan menjadi secercah cahaya kecil, menjauhkan pekerja dari kapasitas untuk mengetahui apa yang mereka lakukan serta tujuannya. Penjahit Bangladesh tahu bahwa mereka sedang membuat kemeja untuk dipakai seseorang, bahkan jika mereka tidak tahu perusahaan mana yang akhirnya akan menjualnya. Kemeja itu memiliki kegunaan nyata yang dapat dengan mudah dilihat oleh penjahit. Pekerja di Clickworker, di sisi lain, sering kali tidak banyak tahu tentang apa yang mereka buat. Seseorang mungkin mengatakan bahwa penjahit bisa melihat setiap saat, sedangkan pekerja-mikro itu buta.
Ini bukan persoalan sepele karena tugas-tugas tersebut mengandung tingkat abstraksi begitu tinggi sehingga menjadi tidak mungkin untuk menghubungkannya dengan keseluruhan aktivitas yang bermakna. Lebih penting lagi, situs-situs microwork itu “seperti instalasi klandestin di wilayah yang belum dipetakan; terlalu sedikit pengetahuan tentangnya”. Tidak seperti mur dan baut yang dibuat oleh seorang pekerja untuk pabrik Ford, kopi yang disajikan untuk Starbucks, atau survei yang ditangani oleh pekerja call center, produk tugas-mikro (microtask) sering disembunyikan dari pekerja atas dasar kerahasiaan.
Saat mentranskrip audio dari suara tertentu, pekerja tahu bahwa mereka sedang menuliskan kata-kata seorang pembicara dengan aksen Irlandia. Tetapi tidak ada gambaran tentang apa sebenarnya rekaman ini (misalnya, data untuk algoritma chatbot) atau bagaimana rekaman itu akan digunakan (misalnya, untuk mengotomatiskan restoran cepat saji). Informasi tersebut disembunyikan oleh komplotan tersembunyi teknologi besar yang mengandalkan situs-situs microwork untuk memfasilitasi proyek-proyek bersifat rahasia.
Penggunaan microwork oleh Google untuk inisiatif Departemen Pertahanan AS, Project Maven, adalah contohnya. Sebagai salah satu dari banyak kesepakatan rahasia antara militer AS dan teknologi besar, Pentagon mengontrak Google untuk mengembangkan program kecerdasan buatan yang mampu menyortir ribuan jam video drone, tujuan akhirnya untuk membantu militer mengidentifikasi target di medan perang. Supaya berjalan, program perlu mempelajari bagaimana membedakan objek menjadi “bangunan”, “manusia”, dan “kendaraan”. Agar biaya tetap rendah dan kerahasiaan proyek tetap terjaga, Google mengontrak layanan Figure Eight (sekarang disebut Appen), sebuah situs microwork spesialisasi anotasi data.
Melalui platform Figure Eight, para penugas (tasker) kemudian menyediakan algoritma dengan kumpulan data untuk mengidentifikasi objek dalam gambar mirip CAPTCHA yang diambil dari rekaman. Melalui pengerjaan tugas tersebut, para pekerja tanpa disadari membantu pejabat Pentagon untuk terlibat dalam “analisis waktu hamper sebenarnya”—untuk “mengeklik sebuah bangunan dan melihat/memantau segala sesuatu yang terkait didalamnya”. Di samping sifat video yang sangat abstrak, anonimitas di sini memberi Google keuntungan bahwa para pekerja tidak dapat melihat untuk siapa mereka bekerja dan apa yang sedang mereka kerjakan—video drone tidak langsung menunjukkan dirinya sebagai alat perang, terlihat hanya sekadar rekaman area perkotaan yang tidak berbahaya.
_____Tulisan ini adalah salah satu bagian dalam Buku Pekerja-Pekerja Hantu karya Phil Jones